--- Pertemuan ke 8 dan 9 --- Yogyakarta, 12 November 2016.
Pagi itu lewat jam7 aku, teman-teman, pak Leo dan Miss Bijak berangkat bersama menuju Perpustakaan Radio Buku yang letaknya lumayan jauh dari kampus. Kipli diarahkan oleh pak Leo sebagai penunjuk jalan, dan pak Leo mengawasi kami dari belakang. Namun dalam perjalanan sempat nyasar karena salah tunjuk jalan dan akhirnya beralih ke pak Leo yang menunjukkan jalan, biar tidak salah lagi. Dan kamipun mengikuti pak Leo dari belakang hingga sampai tepat di tujuan.
            Setibanya disana langsung saja di sambut oleh karyawan-karyawannya. Pak Fairuz Zul Mumtaz sebagai seorang penulis sekaligus penyiar Radio Buku itu adalah orang yang katanya kenal dekat dengan pak Leo, dia menjelaskan sedikit kepada kami mengenail Koran-koran yang diarsip. “Disini kami mengarsip dari berbagai media yang terbit di Indonesia” kata beliau. “Dan disini ada Koran-koran yang kami simpan dari koran yang sudah puluhan tahun lalu, kami arsip dan agar orang-orang dapat mengetahui apa saja yang terjadi di masa sebelumya”, kata beliau lagi sambil menunjukkan koran-koran tersebut yang sudah tersusun rapi di rak sesuai dengan tahun terbitnya.
            Tidak lama kemudian kami langsung saja ke lantai atas dan diperlihatkan buku-buku yang telah di cetak oleh mereka. Dan setelah itu kamipun memulai kelas. Beliau memperkenalkan dirinya serta menjelaskan sedikit mengenai Iboekoe atau yang di kenal sebagai Radio Buku itu. “Dari berbagai  literasi di Indonesia, Radio buku cukup dikenal dan kerap kali juga diundang” kata beliau dengan nada rendahnya yang santai. Beliau juga menjelaskan tentang jadwal mereka “Selain buka perpus kami juga siaran radio pada hari selasa sampai dengan sabtu, kemudian hari minggu produksi konten suara dan hari senin kami libur”. Kemudian katanya selain perpustakaan mereka juga memiliki sebuah kafe yang yaitu “Kafe Adil”. Dan terakhir beliau menjelaskan megenai kelas-kelas kecil yang mereka buat, yang mana membimbing orang-orang itu selama 3 bulan dan dihujung kelasnya mereka tidak diberikan sertifikat melaiknkan tulisan yang mereka buat akan dicetak secara gratis.
            Banyak yang disampaikan oleh Pak Fairuz dan disamping menjelaskan tentang menulis dia juga menyelipkan kata-kata yang sangat memotivasi, “Disaat orang lagi tidak melakukan, kita melakukan. Disaat orang mulai lelah, kita justru bersemangat... disitulah banyak tantangan-tantangan yang kita hadapi”. Aku sangat terkesan dengan kata-kata itu.
            Setelah selesai berdiskusi kami di bebaskan membaca buku apa saja yang ada di Perpustakaan itu. Akupun mengambil satu buku yang berjudul “Jejak Mata Pena”. Aku membawa buku itu keluar dari ruangan, melihat sekeliling perpustakaan itu, suasananya begitu nyaman. Dan perlahan-lahan ku buka lembaran buku itu ternyata berisi puisi-puisi yang indah. Ku lihat kembali Judul buku itu mengingatkan aku dengan seorang sahabat saat aku masih SMK. Setiap akhir dari tulisannya ada lukisan pena kecil dengan keterangan pena warna. Segala sesuatu slalu mengingatkan aku pada masa lalu, tapi masa indah itu tak mungkin terulang kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Proposal Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin)