---
Pertemuan ke-6 --- Sabtu, 5 November 2016
Hari itu aku bangun dari tempat
tidurku agak telat daripada hari-hari sebelumnya, oleh karena pada malam
harinya aku harus menyelesaikan tugas yang telah pak Leo berikan dan disuruh
untuk dikirim ke e-mailnya terakhir pada malam itu juga. Yah, karena akiu juga
mengirimnya tidak tepat waktu, bahkan lewat dari 30 menit.soalnya mengerjakan
tugas itu dengan setengah sadar, separuh di bawah imajinasi dan separuhnya lagi
dibekai mimpi.
Sewaktu di kelas masing-masing
mempresentasikan tentang intro dari judul yang akan diteliti. Dan Oh my god! Aku
lupa apa yang telah ku tulis malamnya. Tapi, meskipun begitu aku harus juga
maju kedepan untuk menjelaskan sedikit mengenai tema yang ku pilih. Setelah
selesai menyampaikan pak Leo pun memberi masukan-masukan untuk bagaimana dan
apa yang harus aku bahas dalam penulisan etnografiku. Namun disetiap perkataan
yang diucapkan olehnya ada kata yang begitu berkesan. “Saya yakin kamu pasti
bisa, dan kalau kamu benar-benar, tulisanmu ini bisa dijual”, kata beliau
dengan wajah yang.. ah, tak dapat ku gambarkan.
Setiap kali masuk ke kelasnya, ada
saja motivasi yang membuat aku lebih semangat. Namun, disisi lain aku teringat
dengan masa laluku jika harus membahas kisah TKI dan motivator. Dan aku hanya
dapat tersenyum untuk hal itu, biarkan hati yang tersenyum. Maupun ketika
bersedih, berikan hati yang menangis.
---
Pertemuan ke-6 --- Sabtu, 5 November 2016
Hari itu aku bangun dari tempat
tidurku agak telat daripada hari-hari sebelumnya, oleh karena pada malam
harinya aku harus menyelesaikan tugas yang telah pak Leo berikan dan disuruh
untuk dikirim ke e-mailnya terakhir pada malam itu juga. Yah, karena akiu juga
mengirimnya tidak tepat waktu, bahkan lewat dari 30 menit.soalnya mengerjakan
tugas itu dengan setengah sadar, separuh di bawah imajinasi dan separuhnya lagi
dibekai mimpi.
Sewaktu di kelas masing-masing
mempresentasikan tentang intro dari judul yang akan diteliti. Dan Oh my god! Aku
lupa apa yang telah ku tulis malamnya. Tapi, meskipun begitu aku harus juga
maju kedepan untuk menjelaskan sedikit mengenai tema yang ku pilih. Setelah
selesai menyampaikan pak Leo pun memberi masukan-masukan untuk bagaimana dan
apa yang harus aku bahas dalam penulisan etnografiku. Namun disetiap perkataan
yang diucapkan olehnya ada kata yang begitu berkesan. “Saya yakin kamu pasti
bisa, dan kalau kamu benar-benar, tulisanmu ini bisa dijual”, kata beliau
dengan wajah yang.. ah, tak dapat ku gambarkan.
Setiap kali masuk ke kelasnya, ada
saja motivasi yang membuat aku lebih semangat. Namun, disisi lain aku teringat
dengan masa laluku jika harus membahas kisah TKI dan motivator. Dan aku hanya
dapat tersenyum untuk hal itu, biarkan hati yang tersenyum. Maupun ketika
bersedih, berikan hati yang menangis.
Komentar
Posting Komentar